MENENTUKAN JENIS USAHA
Ada banyak bidang bisnis,mulai dari toko konvensional,konsultan,website online sampai dengan jasa profesional. Demikian pula dengan sistemnya,ada yang tradisional dimana pengusaha sendiri membangun sistem bisnisnya,atau membeli sistem yang sudah ada melalui franchise (waralaba) atau membeli dan ikut dalam sistem tersebut dalam bisnis pemasaran jaringan (multilevel marketing),inilah kategori yang dibuat oleh Robert Kiyosaki. Dalam buku 50 Peluang Usaha dengan Modal Di Bawah 10 juta, Alila Pramiyanti menulis sebuah hasil survey yang menuliskan bahwa 43% pengusaha mendapat ide dari pengalaman saat dia bekerja di industri yang sama. Mereka tahu operasional suatu usaha dan umumnya punya jaringan kerja sama. Sebanyak 15% pengusaha mendapat ide usahanya saat melihat orang lain mencoba suatu usaha,sebanyak 11% di antarnya para pengusaha memperoleh ide saat melihat peluang pasar yang tidak atau belum terpenuhi. Lalu sekitar 7% pengusah mendapat ide karena meneliti secara sistematis kesempatan berusaha dan sisanya sekitar 3% memperoleh ide karena hobi atau tertarik akan kegemaran tertentu.
Orang bilang,seorang entrepreneur sejati tidak mempertanyakan jenis bisnis apa yang baik saat ini,bagi mereka semua jenis bisnis baik dan bagus untuk dijalankan kapanpun. Memiliki hobi yang bisa menghasilkan uang memang suatu hal yang sangat menyenangkan. Misalnya saja pemain bola yang kemudian menjadi atlit profesional dan mendapat bayaran tinggi,atau fotografer yang memiliki studio dan menghasilkan cash flow. Mereka dapat menjalankan hobinya,pun mendapat profit dari ketrampilan tersebut. Mungkin yang paling ideal adalah jika bisa melakukannya seperti itu. Namun jika tidak bukan persoalan besar,yang terpenting ada business will,maka solusi akan terbuka dengan sendirinya. Jenis usaha apapun yang kita bangun selama kita senang dan bergairah dalam menjalankannya,itu sudah cukup membuat bisnis tersebut tumbuh.
Dirikanlah usaha yang sekiranya mendekati ketrampilan dan kesenangan yang anda miliki,kemudian sesuaikan dengan modalnya.Dua faktor itu cukup representatif sebagai acuan awal.Kemudian tentukan apakah jenis usaha yang akan anda dirikan ini termasuk jenis usaha baru bahkan belum pernah ada sebelumnya,atau anda cenderung mendirikan usaha yang sudah banyak ada disekitar anda?
Ibarat mendulang emas,misalnya anda adalah seorang penambang baru dan ikut terjun mendulang emas,daerah manakah yang akan anda gali terlebih dahulu,atau bagian sungai yang akan anda sisir? Rasanya yang paling logis adalah dengan mengikuti penambang lain yang lebih dulu mengenal medan,mereka biasanya akan berkumpul pada suatu sisi galian atau sungai yang memang sudah terbukti mengandung emas di sana. Maka para penambang akan memfokus pada areal yang sama karena di sanalah tempat emas sudah berhasil ditemukan. Jika anda penambang baru,galilah di sisi yang sama dengan yang mereka gali karena di sana kemungkinan mendapatkan emas lebih besar. Jika kita mau mendapatkan emas lebih banyak maka pastikan anda memiliki skill dalam menambang atau mendulang yang cakap,sabar dan penuh perhitungan,maka peluang mendapatkan emas lebih banyak terbuka. Sekalipun harus bersaing dengan penambang lain. Demikian juga dengan membangun usaha yang memang sudah banyak ada disekitar kita. Namun jika anda memilih mendulang di daerah yang jauh dari kerumunan misalnya daerah hulu atau hilir sungai,atau membuat galian baru yang jauh dari yang lain,maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama anda gagal total atau malah sebaliknya,karena daerah baru yang anda gali ternyata penuh logam mulia yang belum pernah terjamah penambang lain.Ini ibaratnya membangun usaha baru,belum tentu ada pasarnya. Namun jika berhasil melakukan penetrasi,bukan tidak mungkin kita menjadi pionernya.
(Sumber : Panduan Cepat Mendirikan & Mengelola Usaha,Arif Rahman;MedPress,Yogyakarta)