ekonomi mikro dalam
kerangka ilmu ekonomi
Masalah ekonomi timbul sebagai adanya berbagai jumlah dan ragam kebutuhan
manusia yang sangat banyak, dan alat pemuas kebutuhan sangat relative
dibandingkan dengan kebutuhan manusia tersebut.
Dari jaman pra sejarah sampai jaman modern saat ini belum pernah ditemukan
suatu masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan hidupnya telah dapat
terpenuhi seluruhnya.
Dengan semakin majunya peradaban manusia , manusia semakin cerdas dan semakin
banyak alat capital yang mereka miliki. Yang semua ini menigkatkan kemampuan
mereka dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang selanjutnya
digunakan oleh mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka.Akan tetapi meningkatnya
kemampuan ini hampir senantiasa diikuti bahkan didahului oleh timbulnya
kebutuhan-kebutuhan baru.Peningkatan ini sedemikian pesatnya sehingga bangsa
yang paling maju sekalipun masih pula merasakan keterbatasan mereka dalam
memenuhi kebutuhan mereka yang semakin beragam.Menghadapi kenyataan ini maka
manusia bertendensi untuk bersikap rasional. Yaitu sepanjang mereka mempunyai
pilihan , mereka akan memilih pilihan yang mendatangkan manfaat yang
sebesar-besarnya dari alat pemuas kebutuhan tertentu. Atau memilih pilihan yang
menurut perhitungan mereka memerlukan korban yang paling kecil diantara
pilihan-pilihan lain untuk maksud pemenuhan kebutuhan tertentu.
Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
mengadakan pemilihan di antara berbagai alternative pemakaian atas alat-alat
pemuas kebutuhan yang tersedianya relative terbatas inilah yang kita sebut ilmu
ekonomi pemuas atau economics.
EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU
EKONOMI
Ilmu Ekonomi dibagi dalam 3 kelompok Dasar.Yaitu :
– Ekonomi deskriptif : Mengumpulkan keterangan-keterangan factual yang
relevan mengenai suatu masalah ekonomi.
– Teori Ekonomi : Bisa disebut economi theory atau economic principal, yang
terbagi lagi atas 2 kelompok besar yaitu teory ekonomi mikro dan teory ekonomi
makro yang tugasnya menerangkan secara umum perilaku system perekonomian . Bila
materi pembahasannya tentang pelaku-pelaku ekonomi yang berada dalam system
perekonomian, maka masuk kategory teori ekonomi Mikro, sedangkan bila
pembahasan tentang mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan maka
akan masuk pada kategori ekonomi Makro.
– Ekonomi Terapan : Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam
teori ekonomi untuk menerangkan keterangan keterangan yang dikumpulka oleh
ekonomi deskriptif. Dengan menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi
tersebut, dapatlah dikatakan bahwa materi yang disajikan dalam bahasan ini
kalau dilihat isinya dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori ekonomi mikro,
yang lazim disebut teori harga atau price teori atau ekonomi mikro atau micro
economic.
1.2 Ruang lingkup teori ekonomi mikro
Ilmu
ekonomi mikro
adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi
secara individual (unit-unit) atau bagian-bagian kecil dari masalah-masalah
ekonomi atau secara disagregat.Seperti misalnya kehidupan/kegiatan suatu perusahaan,
tingkat harga dan upah, alokasi factor-faktor produksi, dan sebagainya.
Jadi ilmu ekonomi mikro lebih mempelajari secara spesifik terhadap unit-unit
dalam kegiatan ekonomi dan apa yang terjadi pada kehidupan ekonomi yang
berlangsung.
Pendekatan teori ekonomi mikro menggunakan model-model abstrak di dalam melihat
bagaimana terbentuknya harga dari suatu benda dan bagaimana sumber daya yang
tersedia dialokasikan kepada berbagai macam penggunaan produksi untuk
masyarakat.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah hanya bersifat menerangkan dan dapat
digunakan sebagai dasar untuk peramalan, dimana kita dimungkinkan untuk membut
suatu peramalan yang bersifat kondisional atau ramalan yang besyarat, dimana
syaratnya adalah adanya suatu ASUMSI.
Suatu model yang paling sempurna dalam teori ekonomi mikro adalah model
penawaran dan model permintaan, dimana melalui penggunaan model ini maka
ramalan yang bersifat kondisional dapat dibuat. Misalnya, dapat dikatakan bahwa
bila kurva permintaan mempunyai kemiringan yang negatif dan kurva penawaran
mempunyai kemiringan yang positif, maka dengan naiknya harga di atas harga
keseimbangan akan menciptakan adanya kelebihan barang di pasar, dan sebaliknya.
Teori ekonomi mikro dapat juga diterapkan pada kebijaksanaan perekonomian, yakni
dengan menggunakan teori harga untuk menganalisa tindakan-tindakan yang
dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian.
Peranan
Matematika dalam Teori Ekonomi Mikro :
Dalam teori ekonomi mikro penggunaan matematika bukanlah merupakan tujuan,
tetapi lebih berperan sebagai alat untuk membantu tercapainya tujuan
menerangkan dan meramalkan.Melalui penggunaan matematika, maka masalah ekonomi
yang banyak mengandung variabel dapat disederhanakan pemecahannya, serta
penyajian teori dapat dilakukan lebih singkat. Pada dasarnya setiap teori
ekonomi dapat diformulasikan ke dalam model matematis, meskipun penggunaan
analisa variabel seringkali tetap diperlukan untuk mengisi
kekurangan-kekurangan dalam hubungan matematis, dan asumsi-asumsi dasar serta
kesimpulan yang hendak dicapai
1.3 Asumsi teori ekonomi
mikro
Asumsi-Asumsi Yang
Dipakai Teori Ekonomi Mikro
Di atas telah
disebutkan bahwa teori ekonomi, khususnya teori ekonomi mikro, bekerja dengan
menggunakan asumsi-asumsi.Dan asumsi-asumsi tersebut ada yang berlaku sangat
umum dalam arti dipakai oleh teori ekonomi, baik teori ekonomi mikro maupun
teori ekonomi makro; ada yang hanya dipakai oleh teori ekonomi mikro saja atau
oleh teori ekonomi makro saja; dan akhirnya ada pula yang hanya dipakai untuk
bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun bagian-bagian tertentu ekonomi
makro.Di bawah mi disajikan sedikit uraian mengenai beberapa asumsi yang
mendasari kebanyakan teori-teori ekonomi mikro.
A. Asumsi Umum.
Asumsi-asumsi
di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro maupun kebanyakan teori
ekonomi lainnya :
Asumsi
Rasionalitas.
Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi.Pelaku ekonomi yang diasumsikan
bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau economic
man.Penggunaan asumsi mi pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa
rumah tangga keluarga senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan; yaitu yang
dalam literatur terbiasa dengan sebutan utility maximization assump tion.
Sebaliknya dalam teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam
bentuk asumsi bahwa rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha inemperoleh
keuntungan sebesar-besarnya. Asumsi ini dalani literatur dikenal sebagai profit
maximization assumption.
Asumsi
Ceteris Paribus.
Sebutan lain untuk asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau
lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang dikehendaki
oleh asumsi mi ialah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang
secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang
tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan
sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap
tidak berubah.
Asumsi
Penyederhanaan.
Meskipun abstraksi sudah banyak sekali mengurangi kompleksnya permasalahan,
agar supaya permasalahan nya lebih mudah dianalisa dan difahami, sering-sering
kita perlu menyederhanakan persoalan lebih lanjut.Misalnya saja menurut
kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang clihadapi rumah tangga keluarga tidak
terhitung banyaknya. Akan tetapi, nanti akan kita saksikan misalnya pada Bab X,
penggunaan analisa indiferen un tuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam
barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. mi memaksa kita
menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya menghadapi dua macam barang atau jasa.
Asumsi Khusus Ekonomi
Mikro :
Sebetulnya tidak
banyak asumsi yang hanya dipergunakan oleh teori ekonomi mikro, dalam arti
tidak dipergunakan sama sekali oleh teori ekonomi makro. Hal ini kiranya mudah
difahami kalau kita ingat hahwa yang membentuk perilaku perekonomian sebagai
suatu keseluruhan tidak lain adalah perilaku para pelaku ekonomi itu sendiri,
dengan demikian tidaklah mengherankan kalau kita jumpai bahwa teori ekonomi
makro banyak menggunakan teori-teori atau kesimpulan-kesimpulan teoritik
ekonomi mikro sebagai dasar analisanya.
Oleh karena itulah
maka yang kita maksud dengan asumsi khusus teori ekonomi mikro, hanyalah
terbatas kepada asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro akan
tetapi tidak selalu dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain. Dengan
menggunakan batasan ini kita dapat menyebut beberapa contoh asumsi khusus teori
ekonomi mikro. Antara lain yang penting ialah asumsi ekuilibrium parsial dan
asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian
Asumsi
ekuilibrium parsial.
Untuk sebagian besar model-model analisa ekonomi mikro, seperti juga halnya
dengan seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi berlakunya ekuilibrium
parsial, yang mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-balik antara
perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan
perekonomian di mana pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya saja,
sebagai akibat berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi
pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial,
maka dalam kita membuat analisa kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan
pengeluaran konsumsi tersebut terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya
juga terhadap pendapatan mereka, dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga
terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi
ekuilibrium parsial unsur pemantulan semacam itu tidak kita perhatikan.
Asumsi
tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian. Kelak kita akan menyaksikan misalnya,
apabila harga suatu barang mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya
perubahan tersebut, selalu diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan penyesuaian
atau adjustment. Menurut kenyataan banyak hambatan-hambatan yang menyulitkan
pelaksanaan penyesuaian tersebut.Faktor-faktor, seperti misalnya faktor
psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan penghambat
terhadap penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan
menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara
mengurangi kortsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak
dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja
dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan
untuk mengadakan penyesuaian tersebut.Dalam teori ekonomi mikro kita
mengasumsikan bahwa hambatan hambatan terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.
1.4 alat analisis teori
ekonomi mikro
ALAT-ALAT ANALISIS
DALAM ILMU EKONOMI
Ilmu
ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk
menerangkan teori-teorinya dan untuk menguji kebenaran teori=teori
tersebut .yaitu :
Peranan grafik dalam analisi ekonomi
Teori dan
penjelasan ilmiah memerlukan alat-alat agar dapat dengan
mudah di mengerti. Dalam ilmu ekonomi usaha untuk memberikan
penerangan yang lebih jelas mengenai teori-teori ekonomi
dilakukan dengan bantuan grafik dan kurva .
Sifat-sifat grafik
Suatu grafik mempunyai
dua sumbu: sumbu datar dan sumbu tegak.Sumbu datar adalah sumbu yang
letaknya horizontal,sedangkan Sumbu tegak adalah sumbu yang tegak
lurus pada sumbu horizontal.pertemuan di antara sumbu tersebut di
namakan origin atau titik asal.
2. MASALAH EKONOMI
a. Kelangkaan sebagai
sumber masalah
Kelangkaan Sumber
Ekonomi
Inti masalah ekonomi
adalah keinginan yang tidak terbatas namun dengan alat pemenuh kebutuhan yang
terbatas. Alat pemuas kebutuhan berupa barang atau jasa dengan sumber daya
yang sudah tersedia. Sumber daya yang tersedia bersifat terbatas dan
langka. Jadi, kebutuhan manusia yang tidak terbatas dihadapkan dengan
sumber-sumber yang bersifat terbatas akan menimbulkan kelangkaasn sumber daya
tersebut.
Contoh kelangkaan
ekonomi:
1). Kelangkaan
sumber makanan pokok masyarakat seperti padi, gandum, dan sumber makanan
pokok lainnya.
2). Kelangkaan BBM
(bahan bakar minyak) seperti bensin, solar, dan lain-lain.
Kelangkaan
sumber ekonomi manusia dibagi menjadi 3 (tiga):
1). Kebutuhan manusia
yang tidak terbatas
Kebutuhan manusia
memiliki 2 (dua) sifat yaitu sifat keberanekaan ragam dan tidak dapat di
puaskan dengan barang atau jasa.Hal tersebut yang membuat kebutuhan manusia
tidak terbatas.
Contoh kebutuhan
manusia yang tidak terbatas: 1). sesorang ingin memiliki sepeda untuk mendukung
ia melakukan aktifitasnya sehari-hari namun sesudah memiliki sepeda Ia akan
menginginkan sepeda motor untuk mendukung aktifitasnya sehari-hari. Dan
kemudian setelah memiliki sepeda motor Ia akan menginginkan yang lebih seperti
motor yang lebih bagus ataupun Mobil.
b. 3 masalah pokok
ekonomi
Masalah pokok ekonomi
dapat ditinjau dari 2 sudut pandang:
Menurut Teori Klasik,
yang dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :
1. PRODUKSI
Produksi
adalah segala tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna / manfaat
dari suatu barang.
Karena sifat manusia
yang tidak pernah mengalami tingkat kepuasan yang hakiki, maka berapapun yang
diproduksi selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan manusia; sehingga selama itu
pula produksi menjadi masalah pokok ekonomi.
2. DISTRIBUSI
Distribusi
adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan atau menyalurkan
barang hasil produksi dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen
akhir/pemakai.
Yang termasuk
kegiatan distribusi diantaranya : Pengemasan, pensortiran/pemilahan,
pengepakan, penyimpanan/pergudangan, pengangkutan, dll
Distribusi dapat
dibedakan menjadi 2 cara :
1.
Distribusi langsung,
dimana barang hasil produksi langsung disalurkan ke konsumen akhir/pemakai.
2. Distribusi
tidak langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa perantara,
seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar, pedagang
eceran, dll. Semakin panjang mata rantai penyaluran sangat dimungkinkan harga
yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal.
3. KONSUMSI
Konsumsi
adalah segala tindakan yang tujuannya menghabiskan atau mengurangi nilai guna
suatu barang.
Kegiatan konsumsi
dipengaruhi oleh 2 faktor :
1. Faktor Internal,
seperti : pendapatan, selera karakter, kepribadian, motivasi.
2. Faktor Eksternal,
seperti : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status sosial, kebijakan
pemerintah, dll.
Menurut Teori Modern
Menurut Paul A
Samuelson, seorang pakar ekonomi, membedakan masalah pokok yang dihadapi oleh
perekonomian, yaitu :
1. Apa yang akan
diproduksi (What) Karena keterbatasan sumber daya faktor produksi, maka harus
hal yang tidak mungkin akan memproduksi sebanyak-banyaknya, maka harus
dilakukan pemilihan barfang apa yang harus diproduksi serta berapa jumlahnya.
2. Bagaimana proses
produksinya (How) Hal ini sangat tergantung dari ketersediaan sumber daya
faktor produksi dari setiap wilayah/negara. Bagi negara maju akan menggunakan
faktor produksi padat modal dengan teknologi majunya, sementara bagi negara
yang berkembang akan menerapkan teknologi menengah tanpa mengesampingkan
pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sehingga tidak terjadi pengangguran
yang tinggi.
3. Untuk siapa hasil
produksi ditujukan (for Whom) Untuk masalah yang satu ini, pertimbangan
ditujukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat memenuhi kebutuhan utama
masyarakat serta dengan tingkat harga yang terjangkau oleh masyarakat yang
menjadi pangsa pasarnya.
Menurut Richard
Lipsey, menambahkan permasalahan perokonomian secara makro, yaitu tingkat
inflasi, tingkat pengangguran dan kapasitas produksi.
Teori Perilaku Konsumen
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen
diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan
keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi,
teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar.mereka mampu memprediksi
julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.
Pendekatan Perilaku Konsumen
pendekatan perilaku konsumen terbagi dua yaitu
*. Teori Kardinal ( Cardinal Theory)
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara
nominal,sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram,panjang
dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah
util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara
manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang
diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari
penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU).
Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang
dikalikan harga per unit.
*. Teori Ordinal ( Ordinal Theory )
Terbagi atas 7 bagian yaitu :
A. Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )
Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat
dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang.
Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi
(indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama
bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva
indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi
oleh hanya seorang konsumen.
Asumsi –asumsi Kurva Indiferensi :
1) Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tingi tingkat
kepuasanya.
2) Kurva indiferensi menurun dari kiri ke kanan bawah ( downward sloping ), dan
cembung ke titik origin ( convex to origin) atau adanya kelangkaan.
3) Kurva indiferensi tidak saling berpotongan agar asumsi transitivitas terpenuhi.
B. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )
Garis Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi
dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya
garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P ( Px untuk X
dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk X dan Qy
untuk Y ), maka:
BL = Px.Qx + Py.Qy
C. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar
luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang
segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.
D. Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh
pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk
mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat
kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi
biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis
anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva
indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).
E. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang
Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.Jika
pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu
juga sebaliknya.Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah
perubahan harga barang.
F. Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal
Salah satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah
perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis
anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya
G. Efek Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan
(Income Effect)
Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan
terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total
interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga,
terhadap keseimbanga konsumen.
Teori Perilaku Produsen
Teori
Produsen dan Fungsinya
Yang
dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara
tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan
outputnya.
Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:
produksi jangka pendek,
yaitu bila sebagian faktorSeorang produsen atau pengusaha dalam
melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam
keputusan:
1. berapa output yang harus diproduksikan
2. berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input)
dipergunakan.
Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis, dalam menentukan
keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar:
1. bahwa produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan
yang maksimum
2. bahwa produsen atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan
sempurna.
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis
yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau
persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah
faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan
per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor
produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat
dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)
dimana Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……,
Xn adalah berbagai faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat
umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari
faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan
penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor
produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi
produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti
misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum
yang disebut :
The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).
Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah
sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari
setiap tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi
kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.
Produksi Optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis
atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan
konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi
dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk
menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak
cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus
diketahui, rasio harga harga input-output. Secara matematis, syarat tersebut
adalah sebagai berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis : p = PY.Y -Px.X, di mana
Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga factor produksi.
Least cost combination
Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana
yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan
telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan
produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih
lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi,
selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.
Struktur pasar
Pasar
adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan
penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat
menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita dapat melihat pasar dalam bentuk fisik seperti pasar
barang (barang konsumsi). Secara sederhana pasar dapat dikelompokkan menjadi:
Menurut
segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di antaranya:
1) pasar
tradisional
2) pasar
raya
3) pasar
abstrak
4) pasar
konkrit
5) toko
swalayan
6) toko
serba ada
Aktivitas usaha yang dilakukan di pasar pada dasarnya akan
melibatkan dua subyek pokok, yaitu produsen dan konsumen. Kedua subyek tersebut masing-masing mempunyai peranan yang sangat
besar terhadap pembentukan harga barang di pasar.
Struktur
Pasar adalah penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan
pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam
industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan
dalam kegiatan industri.
Pada
analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar
persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik dan
monopsoni).
Struktur Pasar terdiri dari :
Pasar
Persaingan Sempurna
Pengertian
pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan
dengan penawaran di mana jumlah pembeli dan penjual sedemikian rupa banyaknya
atau tidak terbatas.
Ciri-ciri
pokok dari pasar persaingan sempurna adalah:
a. Jumlah
perusahaan dalam pasar sangat banyak.
b.
Produk/barang yang diperdagangkan serba sama (homogen).
c.
Konsumen memahami sepenuhnya keadaan pasar.
d. Tidak
ada hambatan untuk keluar/masuk bagi setiap penjual.
e.
Pemerintah tidak campur tangan dalam proses pembentukan harga.
f. Penjual atau produsen hanya berperan sebagai price taker (pengambil harga).
Pasar
Persaingan tidak Sempurna
a. Pasar Monopoli
Pasar
monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana
hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen.
Ciri-ciri
dari pasar monopoli adalah:
1) hanya
ada satu produsen yang menguasai penawaran;
2) tidak
ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute);
3)
produsen memiliki kekuatan menentukan harga; dan
4) tidak
ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada hambatan berupa
keunggulan perusahaan.
Anda
tentu bertanya mengapa terjadi pasar monopoli. Ada beberapa penyebab terjadinya
pasar monopoli, di antara penyebabnya adalah sebagai berikut:
1) Ditetapkannya
Undang-undang (Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan pemerintah, maka
pemerintah dapat memberikan hak pada suatu perusahaan seperti PT. Pos dan Giro,
PT. PLN.
2) Hasil
pembinaan mutu dan spesifikasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain,
sehingga lama kelamaan timbul kepercayaan masyarakat untuk selalu menggunakan
produk tersebut.
3) Hasil
cipta atau karya seseorang yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk
diproduksi, yang kita kenal dengan istilah hak paten atau hak cipta.
4) Sumber
daya alam. Perbedaan sumber daya alam menyebabkan suatu produk hanya dikuasai
oleh satu daerah tertentu seperti timah dari pulau Bangka.
5) Modal
yang besar, berarti mendukung suatu perusahaan untuk lebih mengembangkan dan
penguasaan terhadap suatu bidang usaha.
b. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan
penawaran, di mana terdapat beberapa penjual/produsen yang
menguasai seluruh permintaanpasar.
Ciri-ciri
dari pasar oligopoli adalah:
1)
Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
2) Barang
yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda corak
(differentiated product), seperti air minuman aqua.
3)
Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk
masuk ke dalam pasar.
4) Satu di antaranya para oligopolis merupakan price leader yaitu penjual yang
memiliki/pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan yang besar
untuk menetapkan harga dan para penjual lainnya harus mengikuti harga tersebut.
Contoh dari produk oligopoli: semen, air mineral.
c. Pasar Duopoli
Duopoli
adalah suatu pasar di mana penawaran suatu jenis barang dikuasai oleh dua
perusahaan.
Contoh:
Penawaran minyak pelumas dikuasai oleh Pertamina dan Caltex.
d. Monopolistik
Pasar
monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran
di mana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang sama. Pasar
monopolistik merupakan pasar yang memiliki sifat monopoli pada spesifikasi
barangnya. Sedangkan unsur persaingan pada banyak penjual yang menjual produk
yang sejenis.
Contoh:
produk sabun yang memiliki keunggulan misalnya untuk kecantikan,
kesehatan
dan lain-lain.
Ciri-ciri
dari pasar monopolistik adalah:
1)
Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
2) Barang
yang diperjual-belikan merupakan differentiated product.
3) Para
penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.
4) Untuk
memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan.
5) Keluar
masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.
e. Pasar Monopsoni
Bentuk
pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan atau
pembelinya. Dalam hal ini pembeli memiliki kekuatan dalam menentukan harga.
Dalam pengertian ini, pasar monopsoni adalah suatu bentuk interaksi antara
permintaan dan penawaran di mana permintaannya atau pembeli hanya satu
perusahaan.
Contoh yang ada di Indonesia seperti PT. Kereta Api
Indonesia yang merupakan satu-satunya pembeli alat-alat kereta api